Online shopping memang
punya banyak keuntungan. Tapi berbeda halnya dengan traditional shopping atau berbelanja di toko, online shopping memang terasa agak individualis. Sebagai buyer, mungkin kita pengen sesuatu yang
berbeda, kita pengen berbelanja secara kolaboratif layaknya traditional shopping. Maka dari itu,
muncul konsep yang namanya social
shopping.
Sebenernya apa sih social shopping itu? Jadi gini, kalau
kita belanja di mal kan bisa bareng-bareng sama temen, pacar, atau keluarga.
Nah, social shopping juga seperti
itu. Bedanya, social shopping
dilakukan secara online dengan menggunakan teknologi yang ada sekarang ini.
Boleh dibilang saat ini tren e-commerce sedang mengarah ke sana, soalnya collaborative shopping gak cuma bikin
seneng kita-kita yang beli, tapi juga bikin seneng si penjual sendiri.
Sebagai pembeli, shopping bareng-bareng di mal tentu
memiliki keasyikan tersendiri. Kita bisa ngobrol tentang barang-barang yang
akan kita beli dengan teman-teman kita. Gak jarang kita bisa saling ngasih
rekomendasi barang-barang menarik ketika berbelanja bersama-sama. Udah gitu,
bisa ngegosip pula hehe…
Tapi, menurut aku,
setidaknya ada 5 hal dalam social
shopping yang diinginkan oleh para pembeli:
- Kemampuan mengundang orang-orang terdekat untuk berbelanja bersama mereka secara online (yang lebih private).
- Bisa belanja berdampingan sehingga seakan mereka sedang melihat produk yang sama dalam waktu bersamaan, tapi dengan kebebasan untuk menjelajah online shop lainnya secara terpisah.
- Kemampuan menempatkan produk dalam tas belanja virtual untuk membatasi opsi saat berbelanja dan membuat keputusaan berbelanja.
- Bisa berkolaborasi secara real time dan serempak untuk mengakomodasi schedule yang padat, perbedaan waktu, dan lainnya.
- Kemampuan mengakses para stylist maupun ahli dalam sesi online shopping secara mudah untuk bertanya, meminta saran, dan sebagainya.
Di pihak penjual, social shopping juga memberikan
keuntungan yang signifikan. Interaksi customer
merupakan promosi yang efektif, dari mulut ke mulut. Dan promosi ini GRATIS.
Bayangin aja, para pemilik situs e-commerce pasti akan menghemat budget sales
jika social shopping ini sukses
dijalankan.
Untuk kekurangannya
sendiri, social shopping akan semakin
membuat orang malas untuk berbelanja di luar. Walaupun namanya social shopping kalau kita terlalu
sering berbelanja lewat internet, bakalan jadi anti-sosial dong? Menurut aku,
tren ini perlu disikapi baik-baik. Soalnya kalau berlebihan, kita sendiri sebagai
buyer yang bakalan rugi gara-gara
perilaku kita. Jangan sampai social shopping ini ngalahin serunya belanja
bareng temen-temen kita.
Sedangkan di pihak
seller atau retailer, kerugian yang bisa ditimbulkan dari belanja jenis ini
adalah mereka bisa saja terkena ledakan pesanan. Soalnya makin sukses social shopping bakal makin banyak orang
yang membeli. Bagi bisnis dengan infrastruktur yang kurang memadai, ini bisa
jadi masalah. Stok barang harus diperhatikan, begitu pula dengan jasa
pengirimannya.
Nah, itu tadi
pengertian, kelebihan, dan kekurangan social
shopping. Kesimpulannya, internet telah menjadi platform global dalam
interaksi sosial. Jika online seller
ingin menciptakan keterikatan yang lebih mendalam dengan para buyer, mereka harus bisa menyesuaikan. Semoga
pembahasanku kali ini gak bikin ngantuk ya! Hihihi…
No comments:
Post a Comment